![](https://penasumut.online/wp-content/uploads/2024/03/IMG-20240318-WA0055.jpg)
MEDAN : Ramadhan Fair ke – XVIII yang berlangsung mulai 16 Maret sampai 4 April 2024 di dua lokasi berbeda yakni, Taman Sri Deli dan Lapangan Rengas Pulau, Marelan. Bahkan, kegiatan yang menghabiskan anggaran Rp5 miliar lebih itu diisi dengan penampilan artis ibu kota seperti, Opick, Gigi dan Ikke Nurjanah. Namun, di balik pengemasan acara yang sedemikian rupa itu, menyisakan pertanyaan besar di tengah masyarakat. Khususnya, dalam menentukan para pedagang, baik kuliner maupun non kuliner yang berjualan di arena program tahunan Pemko Medan selama puasa tersebut.
Pasalnya, sampai saat ini tidak ada informasi siapa saja pedagang yang dibenarkan berjualan disitu. Begitu juga cara pedagang bisa mendapatkan tenant yang disediakan. Apa saja syarat yang harus dipenuhi. Berapa tenant yang disediakan. Parahnya lagi, tidak ada informasi yang disampaikan terkait syarat pedagang yang berjualan di arena itu, begitu juga kapan penentuan pedagang yang boleh berjualan di lokasi itu atau undian dilakukan, tiba tiba seluruh tenant yang disediakan sudah terisi. Hal ini juga mengundang tanda tanya besar. Siapa yang menentukan dan kapan pedagang ini ditentukan.
Beredar juga informasi, kebanyakan pedagang yang berjualan di lokasi itu bukan pedagang yang berada di sekitar lokasi. Diduga para pedagang yang mendapatkan tenant tersebut diduga dengan membayar oknum tertentu. Ketika hal tersebut ditanyakan dengan Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan, Amsar melalui pesan whats app, Amsar memberikan nomor rekannya di OPD tersebut. Hanya saja ketika ditanya apakah orang yang dimaksud yang bertanggung jawab terkait tekhnis kegiatan Ramadhan Fair, Amsar tidak menjawab.
Para wartawan pun mengkonfirmasi ke Eric, orang yang dimaksud Amsar tadi. Namun, dirinya ketika dikonfirmasi melalui whats app, malah buang badan. Eric sempat menolak panggilan dilakukan. Kemudian dirinya pun mengirim pesan sepotong. “Sore bg, mohon maaf sebelumnya, saya gak punya kapasitas menjawab pertanyaan ini bg,” ujar Eric tidak menjawab ketika dijelaskan siapa yang mengarahkan kepadanya.
Ramadhan Fair untuk UMKM Medan atau Bukan?
Sementara itu, Technical meeting Ramadhan Fair di Amaliun Convention Hall, Jumat (15/3/2023) berlangsung dengan protes pengusaha UMKM Medan. John Lubis, salah seorang pengusaha UMKM, mempertanyakan pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Medan soal transparansi penerimaan stand Ramadhan Fair. “Sebenarnya hak mendapatkan stand Ramadhan Fair ini untuk pengusaha Medan atau bukan? Kok saya yang orang Medan tidak dapat ya?,” tanyanya melalui mikrofon.
Pihak dinas sebagai penyelenggara pun langsung meminta John datang ke depan meja penyelenggara untuk mengulangi pertanyaannya. Setelah mengulang pertanyaan, pihak dinas mengalihkan masalah John ke pihak Event Organizer (EO). John dan pengusahan UMKM Medan lainnya pun akhirnya mendatangi ketua EO untuk mempersoalkan transparansi ini. Sebab, aku John, ada pengusaha yang merupakan warga luar Kota Medan namun mendapat jatah untuk berjualan di Ramadhan Fair.
Menanggapi itu, ketua EO pun mengaku bahwa bukan ranah mereka untuk menentukan siapa yang berhak menerima stand di Ramadhan Fair. Alhasil John pun kembali bertanya kepada pejabat Disdikbud Medan, Andy Yudistira selaku Kabid SMP Disdikbud Medan. Bagai pinang dibelah dua, jawaban Andy pun sama dengan jawaban EO. “Bukan wewenangku itu, bisa bermasalah kalau aku melakukan hal yang di luar wewenangku,” ucapnya.
Kepada para pengusaha, Andy menyarankan untuk mengurus masalah ini ke Dinas Pariwisata Kota Medan kendati Disdikbud adalah penyelenggara Ramadhan Fair tahun ini. Menanggapi jawaban ini, salah seorang pengusaha UMKM yang tak mau disebut namanya ini mengeluhkan pejabat dinas yang terkesan “buang badan”. Kepada wartawan, ia mengeluhkan proses pendaftaran yang minim informasi. Ditambah dengan pejabat yang buang badan perihal transparansi kelayakan untuk mendapat stand di Ramadhan Fair.rkl