Kesiapan operasional jelang peak season Natal & Tahun Baru, termasuk implementasi penurunan harga tiket pada periode peak season Nataru menjadi langkah berkelanjutan yang terus didorong oleh Kementerian BUMN RI. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden RI Prabowo Subianto untuk memastikan masyarakat dapat menikmati perjalanan udara lebih terjangkau selama Natal & Tahun Baru.
JAKARTA : Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia bersama dengan anak usaha, Citilink terus memperkuat kesiapan layanan penerbangan bagi masyarakat jelang periode peak season libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 yang diproyeksikan akan berlangsung mulai 19 Desember 2024 s.d 03 Januari 2025 mendatang. Demikian siaran pers dari Garuda Indonesia diterima redaksi pada Sabtu (7/12/2024).
Upaya kesiapan layanan penerbangan tersebut dihadirkan melalui ketersediaan kursi penerbangan sedikitnya 1,4 juta kursi penerbangan, yang terdiri penerbangan Garuda Indonesia sebanyak 741.514 kursi penerbangan dan Citilink yakni 717.560 kursi penerbangan. Lebih lanjut, dari total kursi yang disediakan oleh Garuda Indonesia, 534.260 kursi diperuntukan penerbangan domestik dan 207.254 kursi diperuntukan penerbangan internasional.
Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani Panjaitan menyampaikan, “Di tengah animo masyarakat dalam menyambut perayaan Natal dan Tahun Baru serta implementasi kebijakan penurunan harga tiket rute domestik, upaya optimalisasi ketersediaan kapasitas produksi tersebut menjadi langkah berkelanjutan Garuda Indonesia dalam memenuhi kebutuhan layanan penerbangan dengan harga yang terjangkau,” jelas Wamildan.
“Kami memahami kebutuhan masyarakat akan layanan transportasi udara dengan harga terjangkau, utamanya di tengah persiapan jelang libur Natal dan Tahun Baru nanti. Oleh karena itu, kami memastikan kebijakan penurunan harga tiket penerbangan domestik mulai diimplementasikan pada periode 19 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025,” jelas Wamildan.
Sesuai dengan kebijakan penurunan harga tiket yang telah disampaikan Kementerian Perhubungan RI, diproyeksikan penurunan harga tiket akan mencapai 10 persen dimana sebagian berasal dari komponen penunjang harga tiket. Komponen tersebut diantaranya adalah fuel surcharge, PJP2U dan PJP4U, serta penyesuaian avtur di sejumlah bandara. Kebijakan penurunan harga tiket ini merupakan bentuk kolaborasi dan soliditas yang terjalin dengan sangat baik antar seluruh stakeholder seperti Injourney, Angkasa Pura Indonesia hingga Pertamina guna menurunkan harga tiket pesawat pada periode libur akhir tahun.
“Penurunan harga tiket ini juga telah memperhitungkan secara seksama dengan memperhatikan proyeksi pertumbuhan penumpang pada libur akhir tahun. Dengan demikian, diberlakukannya penurunan harga tiket ini, kami optimis volume penumpang akan tumbuh positif yang tentunya akan berdampak langsung terhadap kinerja pendapatan Garuda Indonesia”, ungkap Wamildan.
“Garuda Indonesia pada periode peak season di tahun ini turut mencatatkan kenaikan dari sisi kapasitas produksi yang disediakan yakni sebesar 17 persen. Pada tahun lalu di periode peak season libur Nataru 2023/2024, total kursi yang disediakan yakni 634.528 kursi, sedangkan di tahun ini meningkat mencapai 741 ribu kursi sejalan dengan komitmen penguatan alat produksi yang direncanakan di tahun 2024 ini,” ungkap Wamildan.
Berbagai kesiapan terus dilakukan guna memastikan kebutuhan aksesibilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat dapat terpenuhi secara optimal, termasuk penyiapan penerbangan tambahan (extra flight) di Garuda Indonesia hingga 316 penerbangan pada rute-rute dengan permintaan tinggi di antaranya yaitu, seperti Denpasar, Lombok, Medan (Kualanamu), Surabaya, Semarang, Singapura. Di sisi lain, Citilink turut menghadirkan penerbangan tambahan selama periode libur Nataru sebanyak 210 penerbangan tambahan (extra flight) dengan fokus rute-rute unggulan, di antaranya Denpasar, Medan (Kualanamu), Lombok, dan Solo.
Lebih lanjut, selama periode peak season akhir tahun berlangsung, Garuda Indonesia Group memproyeksikan dapat mengoperasikan sedikitnya 8.199 frekuensi penerbangan yang didukung oleh kesiapan armada sebanyak 94 armada yaitu 58 armada dari Garuda Indonesia dan 35 armada dari Citilink. Angka ini tentunya akan terus bergerak dinamis seiring dengan tren perjalanan masyarakat nantinya, khususnya yang memilih moda transportasi udara sebagai pilihan dalam mobilitas mereka ke destinasi tujuan.
Dalam rangka memastikan aspek keselamatan dan kenyamanan pengguna jasa di tengah meningkatnya aktivitas penerbangan tersebut, Garuda Indonesia Group turut memperkuat kesiapan operasional dan layanan penerbangan secara menyeluruh.
Adapun kesiapan tersebut dilakukan mulai dari koordinasi intensif bersama seluruh pemangku kepentingan, tinjauan dan evaluasi di touch-points penumpang, persiapan dan perawatan menyeluruh armada, pemenuhan standar pelayanan termasuk mitigasi atas potensi penerbangan irregularities sesuai regulasi yang berlaku, infrastruktur penunjang baik dari sistem teknologi informasi, aktivasi posko NATARU.
“Beragam persiapan yang dilakukan Garuda Indonesia Group merupakan wujud komitmen Perusahaan untuk memberikan layanan penerbangan terbaik, termasuk dalam memastikan perjalanan masyarakat dilakukan sebaik mungking. Oleh karena itu, baik Garuda Indonesia maupun Citilink secara konsisten terus memberikan edukasi melalui media sosial dan kanal informasi lainnya mengenai persiapan yang diperlukan untuk memastikan kelancaran penerbangan masyarakat di libur akhir tahun nanti,” tutup Wamildan.nrd/ril