MEDAN : Dua habib mendatangi Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfiz Quran Ash Shofa, Jalan Rahmdasyah Medan, Selasa (18/7/23), pimpinan H Arif Muhammad Erde SPdI MH. Kehadiran dua habib itu dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 Hijriah dengan mengusung thema, ‘Mari Kita Kokohkan Iman di Bulan Muharam Lebih Berkah’.
Dalam sambutannya Ustad H Arif Muhammad Erde mengatakan Habib Alwi bin Ali bin Al Habsyi dari Jakarta merupakan alumni Hadralmaut Yaman merupakan keturunan dzuriyat Rasulullah yang ke 39, sedangkan Habib Syakir bin Kazim bin Syihab yang memimpin pondok di Palembang merupakan dzuriyat nabi yang ke 40, sedangkan yang sama kita kenal Habib Rizik Syihab adalah keturunan dzuriyat nabi yang ke 38.
Diawali lantunan shalawat nabi, diiringi dentuman tabuh hadrah, dua habib tersebut disambut dan dikawal masuk ke aula Ash Shofa. “Setelah berusia 40 tahun baru Abi dan kita semua bisa bersalaman dan duduk bersama dengan keturunan nabi, yaitu habib-habib yang dtang ke mari ini. Ada hadis menyebutkan, Nabi tinggalkan dua warisan , satu Alquran kedua keturunan ataupun dzuriyat nabi. Memeluk, berjumpa dan menatap cucu-cucu Rasul di dunia, mudah-mudahan kita di dunia dan di akhirat nanti bisa berjumpa Nabi Muhammad SAW. Habib habib ini menuntut ilmu di Hadratulmaut, Yaman. Terima kasih atas kehadiran habib di Ash Shofa,” ujarnya.
Kedua habib tersebut berceramah dan membagikan ilmunya dihadapan ratusan santri, para guru dan para pengurus Ash Shofa. Habib Alwi bin Ali bin Al Habsyi menguraikan betapa pentingnya menuntut ilmu bagi seorang mukmin, apalagi ilmu yang dipelajari adalah ilmu Alquran. “Jika kalian melintas taman surga hendaklah kalian singgah. Apa itu taman surga ya Rasul, tanya sahabat.Taman surga itu adalah majelis kita menimba ilmu. Tak seorang pun ahli neraka singgah ke taman surga melainkan penduduk surga itu sendiri,” urainya.
Dikatakan Habib Alwi bin Ali bahwa nikmat diberi Allah untuk mencari ilmu adalah nikmat besar dan derajatnya besar. “Sungguh Allah angkat derajat orang mukmin. Allah angkat dan khususkan mukmin menuntut ilmu,llebih tinggi derajatnya 700 derajat. Kita harus tuntut imu. Mencari ilmu wajib bagi muslim muslimah. Melihat adek adek teringat kisah cinta sahabat nabi, Saklabah, ia belasan tahun caper pada Baginda. Saklabah bin Abdul Rahman, kerjaannya caper sama Rasul agar ia selalu dapat melihat wajah Rasul. Ia pun duduk di depan pintu, tempat Rasul masuk, demikianlah Saklabah yang sakin cinta sama Rasul, rela ia lakukan itu. Intinya Saklabah selalu mau melihat dan bersama Rasul hingga ia wafat di pangkuan Rasul. “Kita pun kalau cinta Rasul maka salah satunya adalah mempelajari Alquran seperti yang kita laksanakan di tahfiz ini,” ucap Habib Alwi bin Ali.
Sementara Habib Syakir bin Kazim bin Syihab dalam tausiahnya mengatakan para penuntut ilmu, penghafal Alquran harus bersyukur pada Allah SWT kaena kita dekat dengan orang-orang salih. “Ada habib, ada guru, ada pembina, dengan melihatnya saja kita sudah beruntung. Bangga akan orang saleh, duduk dengan guru-guru orang saleh sampai ke atasnya. Menyebut orang saleh saja, derajat kita diangkat dan diberi nikmat oleh Allah SWT. Duduk antum sebagai ilmu adalah nikmat luar biasa. Menuntut ilmu agama fardhu ain, wajib. Kenapa, karena pertama kali Allah SWT ajarkan nama-nama benda kepada Nabi Adam. Ilmu nama benda itu seperti nama air, bulan, binta⁹ng dan lain sebagainya. Allah muliakan Nab Adam karena ada ilmunya dibanding malaikat,” katanya.
“Anak anak di Ash Shofa ini luar biasa yang mempelajari ilmu Alquran dan menghafal Alquran. Dekat khusus dengan Allah bagi keluarga pembaca Alquran. Ahlul Quran itu harus membaca, menghafal, memahami dan taddabur Alquran.Jika kita jauh dari Alquran berarti kita jauh dari Allah SWT. Rasul akan melapor kepada Allah SWT soal umat yang tidak membaca Alquran. Maka untuk itu hafal, maknai kandungan dan amalkan isi Alquran. Belajar ilmu Alquran nanti Allah pakaikan mahkota kepada ayah dan ibu kita. Lebih hebat cahaya mahkota dibanding cahaya matahari. Mempelajari Alquran juga sebagai pemberi syafaat bagi keluarga, 70 keluarga. Untuk penghafal Alquran, otak cerdas. Itu janji Allah. Ilmu di Alquran semua ada. Kemulian yang diberikan Allah kepada penghafal Alquran juga banyak. Pada penghafal dan pengamal Alquran luar biasa. Maka setelah diketahui kelebihan Alquran, jangan malas menghafal Alquran, jangan sia-siakan.
Teruskan hafalan Alquran, jangan jadi mantan penghafal Alquran. Jaga mukhrojahnya, hafal dan pelajari Alquran sampai mati,” ulasnya.
Habib Syakir bin Kazim bin Syihab setelah melihat langsung Tahfiz Ash Shofa mengatakan, aktivitas ini merupakan sesuatu yang baik. Oleh karena litu, teruskan dan tingkatkan. “Aktivitas dan kegiatan Tahfiz Ash Shifa ini baik, teruskan dan tetap istiqomah dalam menjalankannya,” ujar Habib dalam bincang-bincang bersama keluarga besar Ash Shofa usai makan bersama.
Sementara Ketua Dewan Pembina Yayasan Ash Shofa, H Ahmad Nuar Erde mengatakan kehadiran para habib ke tahfiz ini bukan untuk yang pertama dan yang terakhir . “Mudah-mudahan Habib Alwi dan Habib Syakir serta para habaib lainnya bisa datang ke Ash Shofa bersilaturahmi dan berbagi ilmu untuk para santri dan untuk kita semua,” jelasnya. Selain guru dan para pengurus yayasan, hadir juga Tuan Guru Deli (TGD) Prabu Kreshno Erde, Pembina Yayasan Majelis Ilmu Fardhu Ain (MIFA), Jalan Roso, Delitua, Deli Serdang.erde