JAKARTA : Holding BUMN Pertambangan MIND ID berencana menggenjot kapasitas produksi aluminium PT Inalum dari yang semula 275 ribu ton menjadi 900 ribu ton. Hal ini dilakukan guna memenuhi permintaan pasar aluminium domestik yang jumlahnya mencapai 1,1 juta ton per tahun.
Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso mengungkapkan bahwa langkah ekspansi ini bertujuan untuk meningkatkan kedaulatan Indonesia dalam memenuhi kebutuhan aluminium di dalam negeri.
“Tujuan kami, Indonesia ini sekarang mengonsumsi sekitar 1,1 juta ton aluminium, Inalum hanya bisa memproduksi 275 ribu, tapi kami ingin Inalum bisa menjadi sarana untuk Indonesia lebih berdaulat, lebih bisa mensuplai kebutuhan dalam negeri,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XII DPR RI, (5/12/2024).
Hendi mengatakan bahwa rencana ekspansi ini akan dilaksanakan pada fase kedua pengembangan kapasitas produksi Inalum. Dengan peningkatan kapasitas menjadi 900 ribu ton, diharapkan Indonesia dapat mengurangi impor aluminium secara signifikan, sehingga memberikan penghematan devisa negara.
“Insya Allah kami mempunyai rencana di fase 2, kami akan melakukan ekspansi kapasitas produksi aluminiumnya, dari 275 ribu menjadi 900 ribu ton, artinya nantinya diharapkan kita bisa meminimalkan angka importasi aluminium, artinya negara akan melakukan penghematan devisa,” ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk mengembangkan industri aluminium. Diantaranya dengan meningkatkan kapasitas produksi di beberapa unit fasilitas dan pengolahan (smelter) yang dimiliki.
“Jadi, kita punya rencana pengembangan nih. Ada yang di Kuala Tanjung, yang sekarang di Sumatera Utara, si aluminium smelternya si Inalum sekarang ada. Dengan kapasitas 275 ribu ini mungkin juga akan kita tingkatkan,” kata Dilo dalam acara Mining Zone CNBC Indonesia, Kamis (21/11/2024).
Selain melakukan ekspansi smelter aluminium di Kuala Tanjung, Sumatera Utara, pihaknya juga berencana menggenjot kapasitas produksi smelter Alumina di Mempawah, Kalimantan Barat. Adapun, smelter ini dekat dengan bauksit, bahan baku untuk menjadi alumina.
“Bahkan mungkin kalau memang masih dibutuhkan kebutuhan alumina yang cukup besar, kita akan bangun lagi another 1 juta sehingga secara growth di MIND ID mungkin kita punya kapasitas alumina itu bisa sampai 2 juta sampai 3 juta. Ini yang nanti jadi bahan baku nih untuk aluminium yang baik itu akan kita rencanakan kita bangun di Kalimantan Barat maupun yang ada ekspansi yang ada di Sumatera Utara,” katanya.
Meski begitu, Dilo mengakui bahwa investasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas produksi alumina cukup besar. Setidaknya, perusahaan membutuhkan dana hingga US$ 1 miliar untuk pengembangan smelter alumina berkapasitas 1 juta ton.
“Jadi kalau kita mau nambah 2 juta itu sekitar 2 miliar dolar. Aluminium smelter itu kira-kira harganya itu sekitar 2.500 dolar per ton. Jadi kalau kita mau bangun 1 juta ya hampir 2,5 miliar dolar gitu. Jadi ini semua yang nanti akan menjadi salah satu tulang punggung pemerintah untuk bisa men generate pertumbuhan ekonomi melalui investasi hilirisasi,” ujarnya.nrd/net