MEDAN : Sejumlah tokoh, pelaku sejarah dari eksponen Angkatan 66 dan para putra putri tokoh-tokoh tersebut berkumpul bersama melakukan dialog kebangsaan pada Selasa 26 September 2023 di Premium Cafe, Jalan Sakti Lubis simpang Jalan STM Medan. Pertemuan yang diinisiasi Azhari AM Sinik anak pelaku perjuangan Angkatan 66, Almarhum Abdul Muthalib Sinik.
Selain dialog kebangsaan dengan mengumpulkan sejumlah tokoh Angkatan 66, diantaranya dr Djamaluddin Rambe, H Amin alias Jhon Pungut, Ahmad Husen, H Amiruddin (KAPI 66), Hj Nilam Sari, Hj Surawana Sudian (Laskar Ade Irma Suryani), Efwita Effendi Nasution (Putri Almarhum HMY Effendi Nasution alias Pendi Keleng), Susi Gurning, HA Nuar Erde, M Arief Tampubolon dan lainnya mereka juga diskusi tentang persoalan bangsa saat ini.
Dalam pertemuan itu juga disepakti melahirkan wadah baru yaitu Generasi Penerus Angkatan 66 (GP Angkatan 66). “Dengan terbentuknya wadah ini dengan sendirinya wadah-wadah lain di Angkatan 66 telah dilebur menjadi satu yaitu Generasi Penerus Angkatan 66 disingkat GP Angkatan 66),” kata Azhari Sinik kepada wartawan di Medan, Kamis (28/6/2023).
Ini kata dia, merupakan kesepakatan para pelaku sejarah Angkatan 66 dan generasi muda dari anak-anak para pelaku yang sudah tiada. “GP Angkatan 66 ini akan bergerak untuk membangun kehidupan dan keadailan sosial, mengawal jalannya pemerintahan, mengawasi dugaan penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD 1945,” tutur Azhari lagi.
Dan satu hal lagi yang akan tetap dijaga oleh para pengurus dan anggota di wadah GP Angkatan 66 adalah persatuan dan kesatuan nasional. “Satu hal lagi kami akan tetap jaga kesatuan dan persatuan Indonesia. NKRI sebagai harga mati dan kami tetap di baris terdepan membela bangsa dan negara dari ancaman-ancaman komunis gaya baru. Termasuk kami akan konsisten mengawasi dan mengawal kinerja pemerintah untuk kesejahteraan rakyat,” ujarnya.
Pertemuan itu juga sebagai pemantik untuk membangkitkan kembali semangat 66 dalam perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara ini perlu. Apalagi dalam beberapa dekade belakangan ini, Angkatan 66 vakum dan perlu pimpinan. “Angkatan 66 perlu pimpinan. Kita memiliki generasi muda. Walau kami sudah tua, pisik kami lemah namun semangat tetap kuat. Kami melihat kondisi saat ini, pemerintah kurang peduli sama rakyat, jadi kami minta generasi muda ikut membangkitkan semangat untuk memberantas dan mengantisipasi adanya dugaan gerakan-gerakan yang akan merongrong kewibawaan dasar negara Pancasila. Dan kita juga protes atas adanya kebijakan pemerintah yang memutarbalikkan fakta dan sejarah terhadap gerakan komunis yang dinyatakan sebagai korban, padahal PKI sudah beberapa kali hianati bangsa,” kata Dr Surawana Sudian, pelaku sejarah, Tokoh Angkatan 66 dan jua pengurus Laskar Ade Irma Suryani pada masa itu.nrd
Kupasan dan kutipan yang sempurna, makasih sahabatku atas info dan beritanya.