MEDAN : Abdul Rani SH, calon Wakil Walikota Medan berpasangan dengan Prof Ridha calon Walikota Medan, nomor urut 2 mengatakan jika pihaknya diberikan amanah sebagai pemimpin di Kota Medan, SK Kepling pada masa mendatang akan ditandatangani Walikota. Yaitu SK Walikota bukan SK Camat seperti saat ini.
Hal ini kata dia guna meminimalisir atau menutup celah korupsi dan permainan. Apalagi saat menjelang Pemilu. “SK Camat untuk Kepling terkesan diperjuabelikan. Jadi ini harus kita hapus dan kita bersihkan dari bawah hingga ke atas,” ujar Rani dalam pertemuan dengan sejumlah Tokoh dan Masyarakat Melayu yang digagas Badan Koordinasi Pembangunan Masyarakat Pantai Timur (Badko PMPT), di AOBI Cafe, Jalan Singgalang, Medan, Selasa (12/11/2024).
Dikatakannya, pihaknya akan turun ke kecamatan-kecamatan untuk meminta masukan dari para Kepling sebagai prioritas pembangunan. “Saat ini usia sebagai Kepling dibatasi, nanti akan kita ubah regulasinya. Tidak seperti sekarang ini dan Kepling adalah ujung tombak Pemko. Jadi harus diprioritaskan sebab Kepling yang tahu atas kebutuhan warganya,” ujar Anggota DPRD Medan tiga priode yang paham betul dengan sistem kinerja Pemko Medan.
Sebelumnya Syarifuddin Siba SH, Ketua Badko PMPT Sumut mengatakan, Ridha dan Rani harus jadi Walikota dan Wakil Walikota Medan. Sebab putra Melayu yang ikut kontestasi Pilkada cuma Rani. “Emak dia dari Hamparan Perak. Unyangnya Tok Yusof adalah pejuang untuk merebut menggarap tanah di Sei Sikambing Titisan perjuangan Melayu ada pada diri Rani. Pertemuan saat ini kami yang gagas, sebab sebelumnya calon Walikota dan Wakil Walikota yang lain sudah datang ke tempat ini. Maka saya beranikan Badko PMPT mengundang Rani untuk datang kemari bersilaturahmai dan diskusi serta memberi masukan,” ujar Siba.
Dikatakan Siba, kita bemelayu harus semangat sehingga Melayu itu ada. Jadi kami minta Rani meunjukkan identitas Melayunya. Di Tanah Deli Tanah Melayu ini ada terselit suku Melayu disitu. Suku apapun menemukan Melayu itu. Kita harus kerjakan apa yang dapat kita kerjakan. Jadi karena ada warga Melayu yang ikut kontestasi Pilkada Walikota Medan, maka kita harus menyemangati itu. Sama seperti Gubernur, ada Edy Rahmayadi maka Walikota ada Rani.
Sejumlah Tokoh dan Masyarakat Melayu di Medan hadir dalam silaturahmi dan bincang-bincang dengan Calon Walikota dan Wakil Walikota Medan nomor urut 2, Ridha dan Rani. Antara lain Prof Yanhar Jamaluddin, mantan Rektor UISU, Haris Faillah mantan Sekda Sergai, AKBP Azwar, mantan Kapolsek Hamparan Perak, Muazad, mantan Sekretariis Dispenda Medan, HA Nuar Erde, Harun Al Rasyid, Andi Saprin dan Supardi dari DPM IMO Indonesia Sumut, Fenti Iska SH, pengacara perempuan Melayu, Ilyas Halim mantan Kabag Agama Pemko Medan, Taufiqqurahman, mantan Sekretaris PB GAMI, Aja Hasnul Fakhri dari Kedatukan Sunggal, Datukp Agus dari Metar Bilad dan lainnya.
Satu per satu para tokoh Melayu dalam pertemuan silaturahmi itu memberi masukan dan gagasan kepada Abdul Rani calon Walikota Medan. Seperti Syahril Tambusai mengatakan pihaknya dari PB MABMI sudah dan telah menginstruksikan kepada seluruh jajaran PD MABMI Medan untuk memilih dan memenangkan pasangan calon Walikota Medan nomor urut 2, Ridha Rani.
Demikian juga apa yang disampaikan Prof Yanhar Jamaluddin bahwa kelak ke depan Pemko Medan harus memprioritaskan pembangunan Sumber Daya Manusia, infrastruktur dan kawasan Medan Utara. Sedangkan Muazad yang juga mantan Kabag Humas DPRD Medan menyatakan dirinya diminta Redwin Rohimun mantan Kabag Hukum Pemko Medan ikut serta memenangkan Ridha Rani. “Saya terus bergerak dan yakinlah semua yang hadir disini memilih dan memenangkan Ridha Rani,” ujarnya.erde